tag:blogger.com,1999:blog-78150207023081920042024-03-13T22:33:00.344-07:00jurnal sastra dan budayamari menulis dan berbudayaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.comBlogger23125tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-27295965498451827642011-06-12T00:38:00.004-07:002011-06-12T00:39:46.071-07:00MAAFKAN AKU I & II oleh Mukhtar Mukti Ali pada 24 Oktober 2010 jam 19:41I<br />Aku merindukan sepucuk cinta di tebing kering yang lantak di telan bencana.<br /><br />Aku meraba sebuah berita, dihatimu sedang tak berkata.., tentang rona ronanya sepasang kekasih tersedot kasih.<br /><br />Aku tersedu dibibir waktu.. Dan bertanya kenapa dipucuk ini bertengger kau dan aku.<br /><br />Aku tak mampu membuatmu jatuh cinta.<br /><br />II<br />Aku menengadah di atas tebing kering dimana adelwise tak pernah tumbuh dan elang tak pernah bercengkrama.<br /><br />Ada senyawa layu dalam sanubari.., ada tangis tak terduga.<br /><br />Aku bertanya kepadamu, kemana kau bawa pergi kekasihku hari ini...!<br /><br />Tiadakah kau mendengar keluh dalam telinga angin tentang hati yang hampir berwarna abu-abu.<br /><br />Racun-racun telah menyatu. Kemana kau bawa penawarku?Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-88005172830321218442011-06-12T00:38:00.001-07:002011-06-12T00:38:54.793-07:00BUNGA TANAH BENCANA. pada 03 November 2010 jam 12:26Ku singgahi taman hati yang layu, gersang ditelan bencana. Kutanami bunga cinta, semua orang meneteskan air mata.., karena kita paham, tak ada tanaman hidup tanpa air mata. Jika mereka layu, ku wajarkan ada jiwa jiwa yang mati namun hanya meranggas.., dan alam kenyataannya mulai ganas. Aku datang membawa bunga cinta.., untukmu kasih, kau selalu murung terkurung ditanah bencana.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-15453376259602709492011-06-12T00:36:00.002-07:002011-06-12T00:37:26.670-07:00oh.., kasih. oleh Mukhtar Mukti Ali pada 03 November 2010 jam 23:11Masihkah kau merindu dibalik selimut cahaya itu, kasih?<br /><br />Masihkah kau renda manik mimpi di dekapan lelahku?<br /><br />Masihkah kau jawab segala pertanyaan tentang air mata yang selalu turun memecah bumimu.<br /><br />Aku lena.., aku terpana..,Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-56922107641166391302011-06-12T00:36:00.001-07:002011-06-12T00:36:34.416-07:00kasih bawah merapi. oleh Mukhtar Mukti Ali pada 06 November 2010 jam 12:04Masih aku lihat bayang-bayang TUHAN diatas Merapi itu.., malaikat-malaikat turun tanpa sayap.., menunggangi hati mereka yang kuat.<br /><br />Dibawah hujan asap kutemukan bukti kasih dan cintamu itu malaikat. kau diantara tirus wajah dan kering sayap berdebu.<br /><br />Aku tak mampu bergeming saat kau dekap tubuhku, hangat kau antarkan aku dalam kedamaian dan terangnya sisi kesombonganku.<br /><br />Ada Tuanmu di atas merapi, mengamati dengan kasih. Ada kasih Nya yang terselip dalam dekap.<br />031110Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-24910900867532806892011-06-12T00:35:00.001-07:002011-06-12T00:35:56.165-07:00luka hati, 141110 oleh Mukhtar Mukti Ali pada 14 November 2010 jam 6:53ijinkan aku bertanya kepada penghuni luka hati. Apakah engkau akan selalu menemani ataukah segera pergi setelah hati ini mati? Karena terlalu banyak goresan mengukir racun. Apakah aku akan ter goncang dilanda sepi..?<br /><br />Ijinkan aku bernyanyi untuk menghantarkan lukaku dilarung laut, ditelan bumi, ditebar angin, dibakar mentari.<br /><br />Requem dari biara suci atau tahlil dari negeri sufi.., lamat lamat menggugurkan pedih tertanam dalam hati.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-34231436381061516932011-06-12T00:34:00.000-07:002011-06-12T00:35:13.016-07:00sore mulai turun oleh Mukhtar Mukti Ali pada 26 November 2010 jam 22:05sore mulai turun.<br /><br />Seorang anak merapal mantra batas ketakutan.<br /><br />Sementara mataku mulai bertanya.<br />Dimana kutemukan pemandangan indah menyejukkan.<br /><br />Semenjak aku memandangmu kawan.., pikiranku melayang.<br /><br />Membayangkan mu telanjang, tanpa noda. Hanya kulit bersih anak adam.<br /><br />Aku akan membuyarkan mimpimu tentang keindahan pikiranmu yang ternyata penuh tipuan.<br /><br />Sore mulai turun.., perang telah dihentikan dan darah melebur hitam malam.<br />Sangkakala telah dibunyikan.<br /><br />Tuhanmu datang dalam berkah kecintaan.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-16159036997097999192011-06-12T00:33:00.000-07:002011-06-12T00:34:11.978-07:00merindu wajah oleh Mukhtar Mukti Ali pada 12 Desember 2010 jam 7:40Masih kau merindu wajah di sebalik namanya. Atau yang berada di sebalik tirai langit biru?<br /><br />Ketahuilah nama hanya sekedar rangkaian kata dan ingatan manusia.<br /><br />Hari-hari panjangmu hanya merangkai kata dan kerinduan tak tampak tereja.<br /><br />Masihkah engkau mengingat kecupan hangatnya walau masih terlihat gincu memerah didahimu?<br /><br />Sadarkah engkau, dia menunggu di penghujung sore itu dan waktu itu memang hanya ada satu.<br /><br />Memahami lekuk wajahnya adalah merindukan wajahnya.<br /><br />Tak ada yang terindah dalam penantian sore ini tanpa merindukan wajahnya.<br /><br />Tak ada yang bijaksana dalam perbincangan sore ini selain menyiapkan bibir merekah indah untuk bersiap menyentuh wajahnya.<br />SukaTidak Suka · · Bagikan · HapusAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-76322411019952227912011-06-12T00:32:00.002-07:002011-06-12T00:33:22.152-07:00Ketika Shinta Meragu oleh Mukhtar Mukti Ali pada 30 Januari 2011 jam 21:30Sarungkan busur asmaramu kutahu tidak ada lagi kijang kencana penjelmaan kaki tangan rahwan.<br /><br />Pulanglah, ketempatmu dan lupakan janji palsu karena hutan ini kau meragukan cintaku.<br /><br />Kau mengira kesucian ku telah hilang ditelan para raksasa.?<br /><br />Aku tak mau menunggang pundak hanuman yang perkasa.<br /><br />Datanglah dan jemput cintamu sendiri...<br /><br />Aku shinta yang meragu..<br /><br />Tentang keabadian cinta pada biru langitmu.<br /><br />Aku hanya perempuan biasa.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-11709154993497823182011-06-12T00:32:00.001-07:002011-06-12T00:32:23.420-07:00Langit Malam Terakhir Januari oleh Mukhtar Mukti Ali pada 31 Januari 2011 jam 21:24Harusnya sudah waktunya mengunduh kata-kata dari langit dibulan Januari karena dia mulai enggan berkata.<br /><br />"kau menginjak dewasa" kernyitnya.<br />"dan seharusnya sudah mengenal seribu kata" desahnya<br />"namun kenyataanya tak ada yang dapat engkau lafalkan dari perkataan bumi, matahari. Bahkan kau menyebut aku sebagai benda tak berkata." gerutu dalam lenguhnya.<br /><br />Memindai langit bukanlah mengamati bintangnya... Di Januari hanya dapatkan rasi rasi umur yang telah menua..<br /><br />Haruskah langit harus berkata...?Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-50636681845209420272011-06-06T02:02:00.000-07:002011-06-06T02:03:13.275-07:00saudaraoleh Mukhtar Mukti Ali pada 03 Juni 2011 jam 13:18<br />Jika ikatan batin lebih kuat dari genggaman tangan, Maka itu jangan merasa jauh walau benar jauh.<br /><br /><br />Jika kita masih melihat bulan,<br />kita masih berada pada pijakan yang sama. maka jangan merasa sepi walau benar sepi.<br /><br /><br />Jika kita masih berbahasa lisan dan tubuh sama. Maka kita masih bisa berbicara walau tak ada kalimat yang tak terucap.<br /><br /><br />jika kita masih merasa hangat mentari.<br />maka mentari tak pernah memisahkan kita.<br />Walau siang malam membatasi.<br /><br />Tak ada yang benar terpisah walau lepas terpisah.<br />karena kita bersaudara.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-90984313707342530472011-06-06T02:01:00.000-07:002011-06-06T02:02:17.850-07:00kukukus rembulanoleh Mukhtar Mukti Ali pada 23 April 2011 jam 23:42<br /><br />ohh malam...,sungguh nian aku kelaparan pada tengah gelap ini.<br /><br />penghuni dapur telah menguap keluar dari cerobong asap.<br /><br /> <br /><br />anak-anak kami lapar.., andaikan aku berada di bumi.., maka akan ku masukkan batu bumi dalam bejana.<br /><br />atau aku berada langit maka akan aku ambil bintang lalu akan kusuguhkan.<br /><br /> <br /><br />sayangnya aku memang tak pada dua tempat itu...,<br /><br />berada dalam eter bukanlah impian.., dan bulan sinis menantang<br /><br /> <br /><br />apa salahnya bila aku menodongkan pisau dapur di atas wajah rembulan.., pada raut wajahnya aku kelupas<br /><br />supaya dia merasa betapa resahnya aku menutupi telingaku. anak anak memang tak pernah berhenti menangis di malam hari yang gelap<br /><br /> <br /><br />kukukus rembulan, didalam bejana besar..., tiap malam..<br /><br />dari uapnya kami akan menikmati sauna harum tubuh rembulan<br /><br />dan tubuh kami pun harum.<br /><br /> <br /><br />tubuhnya hanya mengganjal lapar ingatan anak anak kami<br /><br />mencari tentang sejarah peradapan masa lalu, yang kadang tersimpan<br /><br />dalam wa\jah rembulanAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-72307650532017259132011-06-06T02:00:00.000-07:002011-06-06T02:01:31.225-07:00maaf saya menangisoleh Mukhtar Mukti Ali pada 15 April 2011 jam 16:24<br /><br />maaf saya menangis, kabarnya<br />banyak orang yang meninggalkan<br />amal jariah saya. pantas saja tak<br />pernah terkirim doa...., doa yang<br />di janjika.<br />maaf saya menangis, air mata<br />saya bukan untuk menyalami<br />surga yang telah saya bina,<br />namun karena banyak<br />peninggalan saya yang disia-sia,<br />kenapa itu pula saya tak pernah<br />nyaman tinggal diurga.<br />maaf saya menangis, sepertinya<br />air mata tak akan pernah<br />membasahi pikiran panas anak<br />anak kita.. di dunia mungkin<br />karena mereka hanya mengingat<br />wajah saya sementara pikiran<br />saya dianggap asap saja.<br />maaf saya menangis...Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-22329225846473650712011-06-06T01:59:00.000-07:002011-06-06T02:00:22.822-07:00kesadaranoleh Mukhtar Mukti Ali pada 13 April 2011 jam 16:57<br /><br /><br />kalaupun kita hancur, itupun kita dulu juga pernah berkeping keping, maka itu kapan kita akan sadar bahwa kita ini makhluk, bukan Tuhan.<br /><br />kalau kita ini ada, itu pun kita dulu juga pernah tak ada., maka itu kapan kita akan sadar, bahwa kita makhluk fana, bukan abadi.<br /><br />kalaupun kita ini besar, itu pun kita dulu juga pernah keci, maka itu kapan kita akan, sadar bahwa kita tidak tetap, bukan stabil<br /><br />kalau kita ini menangis, itu pun kita dulu juga pernah tak menangis, maka itu kapan kita akan sadar, bahwa mata mengandung air mata, bukan mata kering tak berasa.<br /><br />kalau kita ini sadar manusia, itu pun dulu kita juga pernah bukan manusia, maka itu kapan kita sadar, bahwa kita dimulyakan, bukan dinistakan.<br /><br />lalu kapan kita akan menyadari bahwa kita memang benar-benar sadar,<br />karena kesadaran adalah pintu bagi orang yang di ingatkanAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-32907052575323319192011-06-06T01:58:00.000-07:002011-06-06T01:59:33.515-07:00pulangoleh Mukhtar Mukti Ali pada 12 April 2011 jam 11:49<br />pulang<br />ku selusuri jalan pulang<br />setelah lelah mengejar jejak para petualang, dia Nabi dan Rosul di gelap dan terang.<br /><br />jalan pulang panjang menyemak belukar<br />seperti mengurai ingatan yang tertancapkan<br />oleh mereka yang selamat pulang setelah tersesat<br />di kegelapan malam.<br /><br />pulangku yang berliku.., memberi luka dalam khayalan<br />dan pikiran.<br />seperti inikah jalan pulang?<br /><br />terbayang rumah dan pemandangan hijau merumput laut<br />dari ujung ke ujung ingatan ku selalu lena tentang jalan awal kutapak kabarnya menuju peradapan.<br /><br />aku merasa lelah karena sepertinya ini bukan menuju kepada sebuah dambaan.<br /><br />maafkan aku leluhur kebenaran..., aku harus pulang.<br />harapanku sang petualang menemukan dambaannya dirumahku sendiri yang hijau merumput laut, lautan cinta tiada batas.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-59901067707279717992011-06-06T01:54:00.000-07:002011-06-06T01:55:34.661-07:00repertoar matioleh Mukhtar Mukti Ali pada 06 Maret 2011 jam 11:04<br />Tutup mata..<br />ingatan perlahan mengilang.<br />batas nyata dan maya tidak ada.<br />perjalanan waktu tersendat.<br /><br />tidur atau mati tiada yang pasti<br />ibu bumi penitip badan mati mulai mengamini.<br />jiwa lari pias mengelilingi jasad di telan mati<br /><br />kemana lagi...!<br />Kapan lagi..!Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-22898978953940824062011-06-06T01:53:00.000-07:002011-06-06T01:54:21.362-07:00Tidak ada nama anak lagioleh Mukhtar Mukti Ali pada 04 Maret 2011 jam 19:45<br />Anak kecil lari menuju masa depan.<br />Padahal dia adalah masa depan.<br /><br />Ibunda menanti, bapaknya mengajari.<br /><br />Kami rindu menidurkanmu.<br />Kami berpadu menciummu.<br /><br />Kami.. Menunggu kedatangan bocah masa depan.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-22489696154921174062011-06-06T01:52:00.000-07:002011-06-06T01:53:30.433-07:00abvuloleh Mukhtar Mukti Ali pada 03 Maret 2011 jam 18:39<br />Kucingku, kau yang mengendus seluruh tangan dan kakiku.<br /><br />Apa yang kau ciumi dari kakiku yang mulus ini dan tanganku yang lentik ini?<br /><br />Abvul, kucingku, mampukah kau membersihkan lukaku? Luka hati dari kekosongan jiwa.<br /><br />Aku memelukmu, dan kau tahu disana tempat jiwaku bersemayam.., engkau tak pernah menggeliat.<br /><br />Lalu kau berkata dalam matamu.<br /><br />"aku nyaman disini, menjadi kompres hatimu yang panas membara"<br /><br />"wahai tuan putri, aku bukan kucing walau aku berbadan kucing, aku adalah cahaya"<br /><br />sontak aku sadar ternyata aku berda dalam alam gelap gulita.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-87997469258747352162011-06-06T01:51:00.002-07:002011-06-06T01:52:47.963-07:00Zikir Bisu~puisi untuk orang yg mengatas namakan Islam dan menganiaya Ahmadiah.oleh Mukhtar Mukti Ali pada 08 Februari 2011 jam 23:21<br />Masihkah kau bercahaya, dibalik jubah darahmu?<br /><br />Zikirmu, zikir bisu.<br /><br />Ku menelusup lorong jiwamu, kosong berdebu, bacin merayu.<br /><br />Jauh pikiranmu, kubaca, ku tak tahu.<br /><br />Ayat-ayatmu kosong, tabiatmu mlompong.<br /><br />Kau gelantang tubuhmu gelap atas gelap.<br /><br />Manusiakah kamu...?<br />Atau setan berjubah!Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-38157947771092595312011-06-06T01:51:00.001-07:002011-06-06T01:51:47.260-07:00Di pelataran lingga Muoleh Mukhtar Mukti Ali pada 05 Februari 2011 jam 13:10<br />Bagaimana dengan yoniku? dia memang tak bergincu namun mampu membuatMu kelu pada bagian terdalamMu. Ketiba belahan langit Kau buka lalu apa yang kucari adalah liang kenikmatanMu menyepit, tak kasat mata. Lobang kecil penyedot cahaya, masa dan massa. KUN engkau berkehendak FAYAKUN aduh ribuan cinta tercipta.. Air mani menghujan...<br /><br />Oi, nikmatnya pelataran linggaMu.. Di sana kusaksikan buah persenggaman kita keluar beserta penopang hidupnya.<br /><br />merata dilautan eter mereka membacanya wahyu yang turun pada Rosul dan Nabi.<br /><br />Namun aku dan Engkau menyebutnya cinta.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-6528249946202030912011-06-06T01:50:00.001-07:002011-06-06T01:50:52.905-07:00hujan sian harioleh Mukhtar Mukti Ali pada 01 Februari 2011 jam 13:06<br />Hujan siang hari..., langit bercahaya. Ku iyakah duhur menyapa. Dimihrab kita bertemu. Mengulas puas selayang rindu. Di pagi tadi aku memang beringsut darimu.. Menuju jalan jalan aspal gahar melumat kaki berdarah beku. Hujan... Ini teramat sendu dan rinainya menampar kalbu. Oh demi apa, aku memang telah membuang waktu. Aku malu.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-5243223766948127132011-06-06T01:48:00.000-07:002011-06-06T01:49:38.601-07:00Di pelataran lingga Muoleh Mukhtar Mukti Ali pada 05 Februari 2011 jam 13:10<br />Bagaimana dengan yoniku? dia memang tak bergincu namun mampu membuatMu kelu pada bagian terdalamMu. Ketiba belahan langit Kau buka lalu apa yang kucari adalah liang kenikmatanMu menyepit, tak kasat mata. Lobang kecil penyedot cahaya, masa dan massa. KUN engkau berkehendak FAYAKUN aduh ribuan cinta tercipta.. Air mani menghujan...<br /><br />Oi, nikmatnya pelataran linggaMu.. Di sana kusaksikan buah persenggaman kita keluar beserta penopang hidupnya.<br /><br />merata dilautan eter mereka membacanya wahyu yang turun pada Rosul dan Nabi.<br /><br />Namun aku dan Engkau menyebutnya cinta.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-20075892525086639702011-06-06T01:47:00.001-07:002011-06-06T01:47:41.889-07:00Hujan siang harioleh Mukhtar Mukti Ali pada 01 Februari 2011 jam 13:06<br />Hujan siang hari..., langit bercahaya. Ku iyakah duhur menyapa. Dimihrab kita bertemu. Mengulas puas selayang rindu. Di pagi tadi aku memang beringsut darimu.. Menuju jalan jalan aspal gahar melumat kaki berdarah beku. Hujan... Ini teramat sendu dan rinainya menampar kalbu. Oh demi apa, aku memang telah membuang waktu. Aku malu.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7815020702308192004.post-20564446104852214602009-08-12T06:33:00.000-07:002010-07-04T13:28:52.255-07:00PUISI MUKHTAR MUKTI ALIJIKA ENGKAU TAHU TENTANG AKU<br />KROBOKAN<br /><br />Pada hari yang panjang seribu bulir keringat menetes pada mata.<br />Kekasihku, maafkan aku karena tidak ada oleh-oleh layak layak kuberikan kecuali nasi keras setengah matang dan sayur hampar setengah ember jika engkau mau.<br />Jika engkau tahu bagaimana caranya kami memeras keringat itu, ibaratkan lah matamu seperti sapi perah uzur dengan kelenjar susunya yang menggelambir, sakit bila ditekan. Takutnya yang keluar adalah nanah dan darah.<br />Maafkan aku kekasihku, jika engkau tahu tentang aku.<br /><br />BIAR SAJA<br /> <br />Pada pertengahan malam<br />Bukannya aku bersujud<br />Malah merokok sebatang dosa.<br /><br />Pertengahan malam itu lebih cocok untu berzina seperti malam- malam lalu.<br />Biarkanlah semua hingga tersemai rasa bosan dalam jiwa.<br /><br />Setelah pertengahan malam itu ku teguk arak tanda panas neraka.<br />Biarlah semua hingga akhirnya menjumud kan jiwa pada jasadnya.<br />Biar saja.<br /><br />KIDUNG UNTUK SEPI<br /><br />Sepi, dengarkanlah.<br />Kidung dengan iringan gending lokananta ini<br />Kidung macapat karyamu.<br />Kinarya dari dunia kosong tanpa dimensi.<br />Bukalah daun telingamu lebarkan sepanjang kepakan sayap belibis.<br /><br />Sepi, rasakanlah<br />Kecapan kata dari rongga mulutku yang bergetar<br />Gelombang-gelombang nada senyap bertabur pada geligi-geligi gigi<br /><br />Pada suatu saat nanti gema yang tersisa tidak hanya sebatas mimpi.<br />Dapat kau rasakan saat nanti pada bangun-bangun tidur panjangmu.<br />Rasanya aku masih menyanyi di sebelah dadamu.<br />Memeluk penuh birahi dengan kidung macapat karyamu.<br /><br />Sepi, katakanlah pada duniamu itu bahwa aku masih tetap mengkidung tak tentu batas waktu.<br />Sampai sari pati arti nyanyian itu adalah sunyi.<br />Hingga semua sunyi itu adalah engkau Sepi.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04159671262983496418noreply@blogger.com1